Senin, 06 Desember 2010

Ringkasan Khotbah

IBADAH MINGGU
21 NOPEMBER 2010
FIRMAN PENGANTAR
AMSAL 3: 5
PENGAKUAN DOSA
MAZMUR 51:3-9
BERITA ANUGERAH
AMSAL 5 : 1-2
BACAAN ALKITAB
2 SAMUEL 5 : 1-3
KOLOSE 1 : 15-20
LUKAS 23: 35-43

RAJA DAUD
Tidak pernah membanggakan diri, mempersilahkan Tuhan berkarya sesuai dengan kehendak dan kemuliaanNya

RASUL PAULUS
Yesus sebagai yang mulia dan berkuasa serta yang utama sehingga Jemaat Kolose sadar dan menempatkan diri dibawah kuasa Allah.

Fokus utama Bacaan 3: adalah makna gelar “Kristus sebagai Raja”

Makna motif utama tulisan dari Pontius Pilatus di atas kayu salib ?
• Sesungguhnya tulisan diatas kayu salib itu mengandung suatu ejekan atau suatu bentuk hinaan pemerintah Romawi untuk mempermalukan Tuhan Yesus serta orang-orang Yahudi.

PERBEDAAN PENGAKUAN

JENDRAL ROMAWI : Disambut dengan meriah dan dielu-elukan.
YESUS KRISTUS : Disambut dengan ejekan dan hinaan.

• “Bukankah Engkau adalah Kristus? Selamatkanlah diriMu dan kami!” (Luk. 23:39).
• “Tidakkah engkau takut, juga tidak kepada Allah, sedang engkau menerima hukuman yang sama? Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah” (Luk. 23:40-41).

Melihat Dengan Mata Iman
• Pengakuan imannya meluncur dari lubuk hatinya yang hancur
• Mengingat secara sadar akan kesalahan dan dosa yang pernah dibuat selama hidupnya.
• Jadi pengakuan penjahat pada hakikatnya merupakan suatu pengakuan dan permohonan agar Tuhan Yesus berkenan mau mengasihani dan mengampuni dia, sehingga dia dapat diselamatkan oleh rahmatNya.

“Sungguh, orang ini adalah orang benar” (Luk. 23:47).

Kepala pasukan

Mengakui Yesus sebagai Raja dan orang benar.
• Ketika melihat secara langsung penderitaanNya yang sangat hina dan kematianNya yang tragis.
• Tidak terpengaruh oleh pemahaman dan tradisi bangsa Romawi.
• Dengan mata iman, melihat kemuliaan Kristus di saat Dia menghadapi kematian yang begitu hina.

Dengan demikian penjahat di sebelah salib Kristus dan kepala pasukan Romawi itu memiliki pengakuan iman yang melampaui keterbatasan jasmaniah.

Mereka mampu melihat cahaya kemuliaan dan kekuasaan Tuhan Yesus sebagai Raja justru ketika Tuhan Yesus berada dalam situasi yang paling hina dan batas akhir kehidupan dianggap paling tragis.

Belajar dari sikap iman Penjahat Kepala pasukan Romawi

• Menemukan rahasia iman kepada Kristus yang adalah Raja justru ketika kita berada dalam situasi yang paling buruk, gagal, sangat menyedihkan dan tragis.
• Dalam kondisi yang demikian kita sama sekali tidak melihat “titik terang” kemuliaan Kristus sebagai Raja dan Juru-selamat dalam kehidupan kita.

Bagaimana dengan kita?

• Bagaimana sikap kita ketika kita berada dalam situasi yang sangat buruk, pahit dan menyedihkan?
• Apakah kita juga mau dengan hati yang tulus dan penuh kasih memuliakan Kristus sebagai Raja justru ketika kita mengalami kesedihan, kegagalan dan penderitaan yang sangat berat?