Rabu, 06 April 2022

MELIHAT HATI

 

Bacaan: Efesus 4: 17-32

 

Tidak akan bisa ditunda lagi akan kebutuhan yang mendesak tentang pertumbuhan spiritualitas seseorang pada masa-masa sekarang ini. Masa dimana semua orang untuk senantiasa menjaga dan menahan diri dari banyak tawaran dunia yang terlihat menarik dan memikat hati. Sudah saatnya untuk mengejar sasaran terhadap apa yang Tuhan rencanakan dan sedang dikerjakan-Nya pada saat yang menentukan ini. Sebuah pengejaran hati sebagai pusat nilai diri untuk segera memahami sekaligus menghayati apa yang Tuhan sukai dan rindukan, bahkan mengerti apa yang mengganggu hati-Nya. Tuhan seringkali mencelikkan mata hati kita untuk  mampu membedakan mana yang baik dan benar. Itu berarti bahwa hati sebagai penentu arah perjalanan hidup seseorang, sehingga siapa yang ingin “memperbesar” hidupnya, ia harus “memperbesar” hatinya terlebih dahulu.

Perikop bacaan pada hari ini, kembali hati kita teruji ketajamannya untuk melihat dan sekaligus menyikapi terhadap mereka; yang tidak mengenal Allah, yang jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, yang menyerahkan diri kepada hawa nafsu, yang berdusta, yang mencuri, yang memendam kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah. Saatnya kita bersedia digiring melalui perikop ini untuk melihat hati kita masing-masing. Untuk melihat perbedaan mereka yang tidak mengenal Allah dengan mereka yang sudah secara utuh dalam hidupnya sebagai manusia baru bentukan Tuhan. Sudah saatnya kita menolak untuk mengikuti mereka yang berjalan dengan membuat jalan sendiri, mereka yang mengatur kehidupan berdasarkan diri-sendiri dan melakukan segala sesuatu berdasarkan diri-sendiri.

Allah telah memiliki catatan mengenai kualitas dan kapasitas hati kita, apakah hati kita telah menjadi arah hidup untuk menjadikan kita sebagai manusia baru yang telah menanggalkan manusia lama atau belum. Sesungguhnya kita telah mati dan bangkit bersama Kristus, itu berarti manusia lama kita telah disalibkan dengan-Nya dan berada dalam kehidupan manusia baru. Mengenakan manusia baru di dalam Kristus berarti kita telah dipersatukan dengan-Nya, diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.

Pada akhirnya, biarlah bisikan Roh Kudus yang terdengar merdu di telinga dan menerobos ke dalam hati kita yang begini “Aku akan mencarimu terus dan kamu akan mendapatkan Aku” senantiasa menjadi kekuatan hidup kita. Bisikan itu adalah petanda sikap keterdesakan Allah untuk membawa kita kedalam ruang yang intim dan akrab yang dirindukan-Nya. Oleh karenanya, marilah menghiasi hidup dalam panggilan dan pelayanan yang telah diberikan Tuhan dengan sikap dan tindakan yang membangun. Tidak akan pernah menyia-siakan kesempatan yang disediakan Tuhan dan terus bekerja di ladang-Nya dengan penuh sukacita dan syukur.

Tuhan memberkati kita.