Senin, 20 Januari 2014

KUALITAS IMAN KRISTEN

Iman Kristen adalah kepercayaan yang teguh, lahir batin, pengetahuan dan pengakuan yang pasti bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat yang telah mengampuni dosa dan mengaruniakan hidup kekal. Bagi orang Kristen Iman itu semata-mata buah karya Roh Kudus, bukan usaha manusia. Iman itu tertanam dalam hati kita. Hati adalah pusat kepribadian setiap orang. Apa yang dipikirkan, dikatakan, dilakukan bersumber dan mengalir dari hati. Dengan demikian iman melibatkan kepriba¬dian kita seutuhnya. Beriman itu bersaksi bahwa Yesus Kristus itu Tuhan dan Juruselamat. Kesaksian itu terdorong oleh sukacita karena pengampunan dan hidup yang kekal yang telah diterima. Beriman juga berarti mengikuti Yesus Kristus, Allah sejati dan Manusia sejati. Dia bukan hanya Tuhan tetapi juga Manusia, yaitu Manusia yang tanpa dosa. Dia sungguh-sungguh Allah sekaligus sungguh-sungguh manusia, bukan Allah yang menyamar sebagai manusia tetapi Allah yang menjadi Manusia. Dia disebut "Imanuel" atau Allah beserta kita. Kepribadian-Nya unik atau khas, tak ada duanya. Beriman berarti taat kepada Tuhan. Pengertian "beriman" bersifat radikal (sampai keakar-akarnya). Ketaatan orang beriman dapat digambarkan seperti orang melompat di tempat gelap. la tidak mengerti apakah ia jatuh di tempat enak atau yang mencelakakan. Beriman berarti mau berserah kepada Tuhan, hidup atau mati. Yesus menjadi contoh paling sempurna mengenai ketaatan kepada Tuhan. Menjelang ditangkap di taman Getsemani Ia sangat miris, ketakutan. Karena itu Ia berdoa memohon agar Bapa menghindarkan cawan itu berlalu. Cawan merupakan simbol penyiksaan dan hukuman mati yang harus ditanggung-Nya. Kematian merupakan hal paling ditakuti oleh semua orang, termasuk Yesus. Tetapi doa Yesus dilanjutkan dengan "... tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki". Akhirnya Dia taat kepada kehendak Allah Bapa. Dalam segala situasi, kapan saja, di mana saja, di hadapan siapa saja, Dia selalu taat. Ketaatan-Nya kepada Bapa itulah yang kita teladani, supaya kita selalu taat kepada Tuhan. Dalam Perjanjian Lama kita mengenal sosok Ayub. Sebagai seorang anak Tuhan yang sangat taat beribadah dan menyembah Tuhan, iman Ayub perlu ujian. Selama hidupnya Ayub tidak pernah mengalami tantangan dan masalah dari mana pun. Karena tidak ada yang membuat Ayub meragukan kuasa Tuhan. Nah iman itu sekarang diuji dengan penderitaan. Kita dapat melihat bahwa semua yang Ayub punyai hilang dalam waktu sekejap mata. Dengan semua musibah yang dialaminya itu, kita tahu bahwa Ayub tetap setia kepada Tuhan. Mari kita memahami bahwa Allah menguji iman kita tidak hanya dengan kekayaan, kemakmuran, dan rasa aman serta hidup penuh dengan berkat tetapi juga dengan penderitaan. Dengan demikian kita tetap teguh di dalam iman percaya kita kepada Tuhan Yesus yang kita sembah. Kemenangan ada dipihak anak Tuhan yang tetap setia sekali pun hidupnya hancur, sekalipun secara manusia sangat menderita, sekali pun semua yang dipunyainya hilang dengan cara yang sangat menyakitkan. Allah kemudian mempermalukan iblis dengan menunjukkan bahwa Ayub tetap tegar dan terus berdiri teguh di dalam imannya. Saudara ingat bahwa Tuhan berpihak kepada anak-anakNya dan tidak membiarkan iman kita digoyahkan oleh pekerjaan iblis. Di dalam penderitaan yang kita alami,kita tetap setia kepada Tuhan, maka iblis dipermalukan. Prinsip kebenaran berikutnya adalah di dalam penderitaan yang Ayub alami justru kuasa dan pemeliharaan Allah semakin nyata. Ingat bahwa iblis hanya dapat menghancurkan hal-hal yang lahiriah tetapi tidak dapat mengganggu iman dan nyawa yang diberikan Allah. Hidup di dalam Tuhan berarti kita berjalan di dalam anugrah berlimpah. Walau pun kita menderita oleh berbagai macam hal tetapi Allah tidak membiarkan kita melangkah sendirian. Semakin kita menderita maka semakin kuasa Allah menjadi sangat nyata kita rasakan. Allah tidak meninggalkan Ayub sendirian. Ia hadir, Ia menopang, Ia menguatkan bahkan senantiasa menghibur. Kita semua pernah diperhadapkan dengan berbagai macam masalah dan penderitaan, bukankah di saat-saat seperti itu kita benar-benar merasakan bahwa Tuhan itu sungguh teramat baik dan selalu hadir di hidup kita. Allah mempunyai ribuan cara untuk menolong dan memelihara hidup kita. Mari bersikap seperti Ayub ketika menghadapi permasalahan, terus memuji Tuhan, hidup di dalam ucapan syukur dan selalu punya keyakinan bahwa kehendak dan cara kerja Tuhan adalah yang terbaik bagi hidup kita.