Bacaan: Yohanes 6: 56-69
Seringkali kita menerima renungan yang bertemakan tentang Yesus sebagai Roti hidup,
tepatnya dari bacaan yang terambil dari Injil Yohanes pasal yang ke-6. Pada
dasanya kita terus diingatkan untuk memahami bahwa roti yang dimaksud bukanlah
roti yang hanya bisa mengenyangkan kebutuhan jasmani, namun Tuhan Yesus berbicara
yang mengarahkan sepenuhnya tentang kebutuhan rohani yang membawa kepada hidup
yang kekal. Gambaran yang disajikan Tuhan Yesus tentang diri-Nya sebagai roti
hidup adalah merupakan undangan bagi setiap orang untuk datang, percaya dan
menerima Dia sebagai Tuhan yang datang dari sorga untuk menyelamatkan.
Demikian juga bacaan
kita hari ini, merupakan kelanjutan tentang makna roti hidup bagi umat manusia
serta tanggapan yang diberikan. Ada tiga bagian besar atau perikop yang perlu
kita perhatikan, pertama terdapat dalam ayat 56-59 yang mengungkapkan bahwa
barangsiapa menerima Roti Hidup, maka akan menerima karya keselamatan. Dengan
demikian ada respon dari umat manusia supaya senantiasa membangun persekutuan
dengan Tuhan Yesus. Yang kedua terdapat dalam ayat 60-66, menceritakan tentang
orang-orang yang awalnya bersemangat untuk mendengar ajaran Tuhan Yesus,
kemudian mengundurkan diri dengan alasan tidak siap menerima ajaran keras
dari-Nya. Dan bagian ketiga terdapat dalam ayat 67-69 yaitu pengakuan Petrus
menanggapi pertanyaan Tuhan Yesus. Petrus tidak akan pergi meninggalkan Tuhan
Yesus, dan menganggap bahwa perkataan yang diucapkan Tuhan Yesus adalah
perkataan yang hidup, perkataan yang dari Allah. Pengakuan Petrus inilah cermin
pengikut Yesus yang setia, pengakuan yang jujur dan tulus dari hati yang mampu
melihat dan merasakan kasih dan karya Allah.
Tidaklah semua pengikut
Tuhan Yesus pada waktu itu seperti yang dilakukan oleh seorang yang bernama
Petrus. Kebanyakan masih bingung dengan pernyataan Tuhan Yesus tentang
diri-Nya, mereka memahami pengajaran Tuhan Yesus hanya dengan akal pikiran
manusia yang terbatas. Petrus memandang pilihan hidupnya kepada Kristus
bukanlah pilihan yang salah, pilihan yang benar yang membawa pada hidup dan
keselamatan yang kekal. Tuhan Allah telah menyatakan karya dan kuasa-Nya kepada
manusia melalui pemeliharaan hidup, inilah yang seharusnya membuat manusia
tidak ada alasan untuk meninggalkan-Nya. Dibutuhkan komitmen yang sempurna dan
mutlak kepada Tuhan, sekalipun banyak tantangan darimanapun, hal itu tidak akan
menyurutkan keteguhan iman kepada Tuhan Yesus. Tentu tidak akan lupa tentang
perlengkapan senjata Allah yang memampukan manusia juga untuk tetap berjalan
dalan garis perjuangan dalam menghadapi serangan kuasa-kuasa jahat yang selalu
menyerang manusia pilihan Tuhan.
Pada akhirnya kita
selalu diingatkan bahwa kesediaan untuk tetap melayani adalah pengejawantahan
kesetiaan mengikut Tuhan Yesus. Tetap memiliki keyakinan bahwa menjalani setiap
tugas pelayanan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, pastilah diberi kekuatan
dari-Nya. Kesediaan untuk tetap bertahan melayani dan terlibat aktif juga
didasari bahwa semua itu dilakukan sebagai bentuk respon atas anugerah dan
berkat yang Tuhan selalu sediakan untuk kita. Pertolongan dan kekuatan dari
Tuhan yang memampukannya.
Tuhan Yesus memberkati
Amin