Minggu, 01 Agustus 2021

Kuat Menghadapi Penolakan

Bacaan: Markus 6:1-13 

Sakit rasanya kalau terjadi penolakan-penolakan yang dilakukan oleh orang-orang di sekitar keberadaan kita. Ketika ide, pikiran yang ingin kita sampaikan langsung ditolak begitu saja, bahkan dengan kata-kata yang cenderung kasar. Setidaknya ada dua hal yang menjadi alasan mengapa kita sering mendapat penolakan tersebut. Pertama, kondisi dan status keluarga kita. Dalam kehidupan kita sehari-hari, seringkali setiap penolakan-penolakan yang kita alami karena orang-orang banyak menilai bukan hanya diri kita, tetapi seisi rumah kita. Kedua, lingkungan kita. Seringkali kita direndahkan, misalnya hanya kita dianggap tidak bisa melakukan hal besar seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang kedudukannya lebih tinggi. 

Pada saat kita ingin menyampaikan suatu kebenaran ternyata kita malah dijauhi, ketika kita ingin menolong orang lain ternyata pertolongan kita itu tidak dihiraukan bahkan kita menjadi bahan omongan karena dianggap ingin mencari pujian, ingin dilihat sebagai orang yang hebat dan sebagainya. Dari setiap penolakan-penolakan yang dialami ini, ada satu hal yang perlu kita lihat dari teladan Yesus, yaitu Ia tidak marah kepada orang-orang ditempat asal-Nya sendiri. Ia tidak merenungi atau meratapi nasib-Nya, Ia juga tidak menyerah begitu saja akan kondisi yang dialami-Nya. Ia bahkan fokus kepada rencana-Nya untuk melanjutkan setiap pekerjaan yang harus Ia kerjakan. Penolakan yang Yesus alami membangkitkan semangatnya untuk tetap mengajar di tempat asal-Nya. Yesus bahkan mengutus kedua belas murid-Nya untuk tetap mengajar. Murid-murid diminta untuk memberitakan bahwa setiap orang harus bertobat, bahkan mereka pun mengusir banyak setan dan menyembuhkan orang sakit. Dengan demikian dapat terlihat bahwa penolakan yang dialami Yesus, justru dimanfaatkan untuk membangkitkan semangat diri-Nya serta murid-murid-Nya untuk senantiasa mengajarkan kebenaran kepada orang-orang disekitar keberadaan-Nya. 

Penolakan yang kita alami tidak dapat dibandingkan dengan penolakan yang Tuhan Yesus alami. Penolakan terhadap Tuhan Yesus jauh lebih berat daripada penolakan yang kita alami. Tetapi pada saat yang sangat berat seperti itu, Tuhan Yesus mampu untuk bertahan dan menghalau semuanya. Tuhan Yesus adalah figur teladan bagi para pemimpin dan bagi kita semua. Beratnya tugas yang diemban oleh Tuhan Yesus sudah mulai nampak ketika Ia ditolak oleh orang-orang di kampung halaman-Nya sendiri. Padahal mereka adalah orang-orang yang paling dekat dengan-Nya yang seharusnya memberikan dukungan terhadap karya keselamatan yang mulai dikerjakan. Tetapi justru merekalah yang kini berusaha melemahkan semangat Tuhan Yesus. Namun Ia adalah pribadi yang berpandangan luas. Keselamatan bukan hanya untuk orang-orang tertentu saja, tetapi bagi semua orang. Meskipun berkarakter pemimpin, Ia tidak memaksa orang lain untuk percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus hanya hendak membuka mata semua orang bahwa apa yang dinubuatkan oleh para nabi kini telah menjadi kenyataan. Roh Tuhan ada pada-Nya, Kristus-lah yang terurapi, yang diutus untuk memberitakan kabar gembira. 

Dalam pengalaman kita ditolak orang lain, bahkan oleh orang–orang yang terdekat dengan kita. Kita tidak perlu kecewa jika kita ditolak karena menegakkan kebenaran sesuai dengan iman Kristen kita. Suara kenabian harus kita gemakan pada masa sekarang ini. Marilah kita mengingat juga bahwa Tuhan Yesus juga pernah ditolak, bahkan sampai menderita dan mati di kayu salib. Tetapi justru melalui peristiwa itu, Ia diangkat oleh Bapa menjadi penguasa atas dunia ini. Kita pun seharusnya meneladani Tuhan Yesus. Apapun penolakan dunia ini, hendaklah kita terus maju dan berjuang demi iman kita kepada Kristus. Dan kalau kita bisa bertahan, kitalah pemenang atas hidup kita. Apapun yang terjadi dalam hidup, percayalah, Tuhan tidak akan meninggalkan kita. 

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar