Bacaan: Markus 6:30-34; 53-56
Pemahaman tentang wanita
atau perempuan, tidak pernah bergeser jauh dari pemikiran kita semua, bahwa
perempuan memiliki peran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga.
Kelembutan dan kasih sayangnya sangat dinantikan kehadirannya oleh semua pihak
dalam sebuah keluarga. Sentuhan kelemah-lembutannya dibandingkan dengan
ketangguhan fisiknya menunjukkan bahwa perempuan lebih menonjolkan perasaan
dalam logika berpikirnya untuk memberlakukan cinta-kasih kepada keluarga. Maka
tepatlah Allah pada waktu menciptakan perempuan sebagai penolong yang sepadan
dengan laki-laki. Artinya peran penolong yang sepadan ternyata benar-benar
nyata sebagai penyeimbang perjalanan kehidupan keluarga. Meskipun memiliki
kelemahan fisik sebagai unsur kekurangannya, namun perempuan adalah pribadi yang
khas, wujud peran penolong yang sepadan juga terlihat dari sikap mandiri,
pekerja keras dan sangat multi-fungsi dalam kehidupan rumah-tangga.
Kepekaan yang dimiliki
seorang perempuan semakin memperkuat bahwa perempuan senantiasa menggunakan
hati dan perasaan dalam bertindak. Lebih cepat tanggap untuk merasakan apa yang
sedang dirasakan oleh orang lain. Terlebih perempuan Kristen yang perhiasannya
adalah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa
yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di
mata Allah. Belajar dari kisah yang terdapat dalam bacaan kita hari ini,
bagaimana Tuhan Yesus lebih mengandalkan perasaan dan cinta kasih-Nya dalam
bertindak, demikian juga hendaknya perempuan Kristen dan kita semua. Bukan
karena kuasa dan wibawa yang dikagumi oleh banyak orang terhadap diri Tuhan
Yesus saat memberi makan atau melakukan penyembuhan kepada banyak orang
tersebut, tetapi Tuhan Yesus mengandalkan hati yang penuh dengan belas kasih.
Belas kasih Tuhan Yesus sebagai dasar melakukan sesuatu yang menakjubkan, itu
juga memiliki pengertian bahwa Dia senantiasa ikut merasakan beban pergumulan
dan rasa sakit yang dimiliki banyak orang yang mengikuti-Nya. Tuhan Yesus juga
merasakan dan menyertai alur pikiran umat-Nya betapa besar harapan mereka agar
mengalami pembaharuan hidup.
Sebagaimana Tuhan Yesus
saat berada di dunia, hidup-Nya untuk mengasihi umat ciptaan-Nya tanpa
terkecuali dan tak terbatas, mengorbankan sampai mencapai titik puncak pada
kematian-Nya demi kebaikan semua, maka demikianlah hendaknya para perempuan dan
kita semua. Berbagi kasih kepada orang lain dan memberi diri seutuhnya adalah
cara dan pendekatan Kristen yang menjadi dasar pelayanan kita sebagai anak-anak
Tuhan. Peran penolong dan peran yang sepadan yang Allah berikan kepada
perempuan dalam kehidupan laki-laki, demikian juga hendaknya berlaku bagi kita
umat pilihan Tuhan dalam memberlakukan cinta kasih kepada sesama ciptaan
terlebih kepada sesama manusia. Dengan ke-khas-an dan kepercayan yang Allah
berikan kepada kita, sebagai perwujudan tangan Tuhan, marilah kita senantiasa
mengupayakan beragam berkat cinta kasih bagi kehidupan sesama yang lebih baik.
Hanya dengan berbagi cinta kasih-Nya dan mau berkorban seperti yang
diteladankan oleh Sang Kristus, kita akan menemukan kesejatian hidup Kristen
kita. Selamat bertahan untuk terus berelasi dengan Allah dan seluruh
ciptaan-Nya.
Tuhan Yesus memberkati
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar