Kamis, 26 Agustus 2021

SEBAGAI PERWUJUDAN TANGAN TUHAN

 Bacaan: Markus 6:30-34; 53-56

Pemahaman tentang wanita atau perempuan, tidak pernah bergeser jauh dari pemikiran kita semua, bahwa perempuan memiliki peran yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan berkeluarga. Kelembutan dan kasih sayangnya sangat dinantikan kehadirannya oleh semua pihak dalam sebuah keluarga. Sentuhan kelemah-lembutannya dibandingkan dengan ketangguhan fisiknya menunjukkan bahwa perempuan lebih menonjolkan perasaan dalam logika berpikirnya untuk memberlakukan cinta-kasih kepada keluarga. Maka tepatlah Allah pada waktu menciptakan perempuan sebagai penolong yang sepadan dengan laki-laki. Artinya peran penolong yang sepadan ternyata benar-benar nyata sebagai penyeimbang perjalanan kehidupan keluarga. Meskipun memiliki kelemahan fisik sebagai unsur kekurangannya, namun perempuan adalah pribadi yang khas, wujud peran penolong yang sepadan juga terlihat dari sikap mandiri, pekerja keras dan sangat multi-fungsi dalam kehidupan rumah-tangga.

Kepekaan yang dimiliki seorang perempuan semakin memperkuat bahwa perempuan senantiasa menggunakan hati dan perasaan dalam bertindak. Lebih cepat tanggap untuk merasakan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain. Terlebih perempuan Kristen yang perhiasannya adalah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Belajar dari kisah yang terdapat dalam bacaan kita hari ini, bagaimana Tuhan Yesus lebih mengandalkan perasaan dan cinta kasih-Nya dalam bertindak, demikian juga hendaknya perempuan Kristen dan kita semua. Bukan karena kuasa dan wibawa yang dikagumi oleh banyak orang terhadap diri Tuhan Yesus saat memberi makan atau melakukan penyembuhan kepada banyak orang tersebut, tetapi Tuhan Yesus mengandalkan hati yang penuh dengan belas kasih. Belas kasih Tuhan Yesus sebagai dasar melakukan sesuatu yang menakjubkan, itu juga memiliki pengertian bahwa Dia senantiasa ikut merasakan beban pergumulan dan rasa sakit yang dimiliki banyak orang yang mengikuti-Nya. Tuhan Yesus juga merasakan dan menyertai alur pikiran umat-Nya betapa besar harapan mereka agar mengalami pembaharuan hidup.

Sebagaimana Tuhan Yesus saat berada di dunia, hidup-Nya untuk mengasihi umat ciptaan-Nya tanpa terkecuali dan tak terbatas, mengorbankan sampai mencapai titik puncak pada kematian-Nya demi kebaikan semua, maka demikianlah hendaknya para perempuan dan kita semua. Berbagi kasih kepada orang lain dan memberi diri seutuhnya adalah cara dan pendekatan Kristen yang menjadi dasar pelayanan kita sebagai anak-anak Tuhan. Peran penolong dan peran yang sepadan yang Allah berikan kepada perempuan dalam kehidupan laki-laki, demikian juga hendaknya berlaku bagi kita umat pilihan Tuhan dalam memberlakukan cinta kasih kepada sesama ciptaan terlebih kepada sesama manusia. Dengan ke-khas-an dan kepercayan yang Allah berikan kepada kita, sebagai perwujudan tangan Tuhan, marilah kita senantiasa mengupayakan beragam berkat cinta kasih bagi kehidupan sesama yang lebih baik. Hanya dengan berbagi cinta kasih-Nya dan mau berkorban seperti yang diteladankan oleh Sang Kristus, kita akan menemukan kesejatian hidup Kristen kita. Selamat bertahan untuk terus berelasi dengan Allah dan seluruh ciptaan-Nya.

Tuhan Yesus memberkati   

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar