Bacaan: Yohanes 6: 41-51
Pemberian makanan kepada
bangsa Israel di padang gurun yang dikenal dengan “manna” adalah simbol dari
roti yang akan datang. Manna dari sorga adalah gambaran awal dari roti
perjamuan Tuhan yang diberikan kepada para murid-murid menjelang saat
pengorbanan Tuhan Yesus. Jika manna yang diberikan kepada bangsa Israel pada
waktu itu tidak bisa memberikan hidup yang kekal, tentu berbeda dengan yang
dimaksudkan Tuhan Yesus yang menyebut diri-Nya sebagai Roti Hidup. Yang
diberikan oleh Tuhan Yesus adalah roti sorgawi yang menghasilkan hidup Ilahi
dalam diri kita. Yaitu roti yang sesungguhnya dapat memenuhi kebutuhan hakiki
manusia, memuaskan dari rasa lapar dalam hati dan jiwa. Jadi roti hidup yang
dinyatakan Tuhan Yesus, bukanlah sebagaimana yang umat Israel ketahui seperti
manna yang turun dari sorga, namun tidak demikian dengan Roti Hidup yang datang
dari sorga ini, setiap manusia yang menerimanya akan memperoleh hidup yang
kekal.
Tuhan Yesus menyatakan
diri sebagai Roti Hidup bukanlah ingin mengungkapkan bahwa tidaklah penting
mencari kebutuhan jasmani saat berada di dunia ini, namun supaya manusia
mengerti bahwa ada “Sosok Hidup” yang mengendalikan perjalanan dan dinamika
kehidupan di dunia ini. Tuhan Yesus menginginkan manusia mengenal dan mendekat
kepada siapa yang pegang kendali dalam mengatasi perjalanan kehidupan dan tentu
saja percaya kepada-Nya. Tuhan Yesus tidak menginginkan manusia hanya terpusat
dan pada akhirnya terpikat untuk memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja. Sebab
jika demikian maka manusia cenderung semakin tertutup untuk menerima kebenaran
dan keberadaan Tuhan. Semakin manusia mencurahkan seluruh waktu dan tenaga
untuk kenikmatan duniawi, semakin terbawa arus dan menjauh sekaligus melupakan
Sang Roti Hidup. Kehadiran Tuhan Yesus di dunia ini sangatlah jelas kemudian,
memberi makanan yang mampu memelihara kehidupan rohani dan memberi hidup yang
kekal. Penjelmaan diri sebagai manusia sekaligus sebagai Roti Hidup, Tuhan
Yesus ingin memposisikan peran sebagai pusat dan pemilik kehidupan. Sehingga,
siapapun yang makan daging dan minum darah-Nya, mereka akan memiliki hidup yang
kekal dan pasti dibangkitkan dari kuasa maut.
Dalam perjamuan kudus
ini, kita akan menerima roti dan anggur sebagai simbol daging dan darah Tuhan
Yesus. Itu juga berarti kita menerima Roti Hidup dengan segala peran yang
diberikan kepada hidup kita. Ketika kita menerimanya, petanda kita bersedia menyatukan
diri dengan Tuhan Yesus. Roti Hidup yang kita terima ini menyembuhkan tubuh dan
jiwa serta menguatkan kita dalam perjalanan menuju ke kehidupan sorgawi yang
kekal. Tidaklah mudah berproses bersama dengan Tuhan Yesus, membutuhkan
kesediaan untuk bersinergi dengan Tuhan Allah. Membangun komunitas dalam gereja
Tuhan, memerlukan kehadiran Allah sendiri untuk memampukan kita tetap bertahan
dalam kerendahan hati, kejujuran, mengendalikan emosional, bekerja keras, penuh
kasih dengan sesama, terlebih mereka yang benar-benar memerlukan bantuan.
Jauhkan diri dari segala upaya yang akan meruntuhkan semangat perjalanan
pelayanan kita dalam membangun gereja milik Tuhan. Perkenankan senantiasa,
Tuhan Yesus yang memiliki hak kehidupan yang berkarya untuk kita semua, agar
kita terus diberi kekuatan dan pengharapan serta dimampukan berkarya yang
terbaik untuk gereja-Nya.
Tuhan Yesus memberkati
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar