Minggu, 01 Agustus 2021

Aku ini, Jangan Takut

Bacaan: Yohanes 6:1-21 

Perjalanan kehidupan manusia tidak bisa terhindarkan dengan situasi yang tidak menyenangkan, situasi genting atau lebih mudahnya disebut krisis. Situasi seperti ini juga melanda umat Tuhan, dalam perjalanan para nabi yang tercatat di Perjanjian Lama seperti yang dialami oleh Abraham dan Yakub, serta pada zaman nabi Elia, pada saat Raja Ahab yang membawa rakyatnya memuja Baal. Pada waktu itu Israel mengalami krisis pangan, kelaparan, dan kemiskinan melanda dimana-mana. Pengalaman yang sama juga terjadi dalam kisah di Perjanjian Baru, seperti termuat dalam bacaan kita hari ini, dimana Tuhan Yesus mengetahui bahwa banyak orang yang mengikutinya mengalami kelaparan. 

Pada saat ini, kita juga masuk dalam situasi yang tidak menyenangkan yang tidak hanya situasi krisis biasa, tetapi bisa disebut sebagai multi dimensi krisis, yaitu situasi yang menyebabkan banyak krisis-krisis lainnya sebagai dampak dari satu situasi krisis yang terjadi terlebih dahulu. Kita mengetahui seperti yang kita sedang alami saat ini, bermula dari krisis kesehatan, dengan adanya pandemic covid-19 yang kemudian menimbulkan beragam krisis seperti krisis sosial, ekonomi, politik di hampir semua lapisan kehidupan masyarakat. Dampak yang terjadi dengan adanya krisis yang melanda lapisan masyarakat itu, kemungkinannya akan terjadi dua hal. Pertama, membuat kita semakin tangguh, tanggap dan tumbuh daya juang untuk menciptakan daya kreasi dalam upaya menyelamatkan keluarga dari kelaparan, terbebas dari beragam godaan yang melemahkan nilai sosial, serta terus berupaya terlibat dalam gerakan untuk menjaga dinamika perpolitikan sehingga pemerintahan berjalan baik dan negara tetap utuh. Kedua, akan terjadi sebaliknya, kita menjadi putus asa, tanpa harapan, terlebih jika kemudian seseorang mengalami krisis jati diri. Seseorang tidak lagi memiliki arah, apa yang akan dilakukannya, hidupnya diliputi dengan ketakutan, ini sangat membahayakan. 

Krisis jati diri juga dialami oleh para murid Tuhan Yesus pada saat menghadapi banyak orang yang kelaparan, dan pada saat mengalami ketakutan saat perahu mereka dihantam angin kencang. Tuhan Yesus mengingatkan kepada para murid supaya tidak mudah cuci tangan dan masa bodoh dengan situasi krisis tersebut. Para murid harus memperhatikan mereka yang sedang memerlukan perhatian, mereka yang sedang mengharapkan kasih sayang. Para murid harus memiliki pemahaman bahwa dalam dirinya ada kemampuan yang senantiasa ditopang oleh Allah, bukan kemampuan manusia duniawi yang serba terbatas dan egois. Tuhan Yesus menyerukan kepada para murid, “Aku ini, jangan takut”. Seruan yang menguatkan dan sekaligus mengingatkan untuk membuka jalan pikiran kita bahwa Allah tetap memeluk kita dengan kasihNya, demikian kita hendaknya memperkenankan Allah untuk senantiasa hadir dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kalaupun krisis masih berjalan, namun Tuhan ada dimanapun kita ada, Tuhan akan senantiasa pegang kendali dalam situasi apapun. 

Pada akhirnya, hendaknya kita memiliki sikap yang baik dalam menghadapi krisis, yaitu; marilah kita hidup dari apa yang ada, hidup dengan sikap penuh syukur, mengelola berkat Tuhan dengan benar berlandaskan hikmatNya, dan yang tidak kalah utamanya adalah tindakan berbagi sebagai wujud kita terlepas dari perilaku cuci tangan dan masa bodoh. 

Tuhan Yesus memberkati 
Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar