Minggu, 01 Agustus 2021

TAAT KEPADA ALLAH YANG PEDULI

Bacaan: Yohanes 6:24-35 

Bila kita kembali mengingat perjalanan umat Israel menuju tanah perjanjian, bukanlah peristiwa yang mudah untuk dipahami. Janji Allah yang diberikan melalui nabi Musa kepada umat Israel tidaklah mudah diterima. Janji akan adanya dunia baru yang masih dalam angan-angan tak kunjung diperolehnya, malahan mereka harus menghadapi krisis di padang gurun yang tidak mengarah kepada situasi yang membaik. Tuhan yang menyertai mereka pastilah mendengar seruan atau bahkan keluhannya. Hal yang mendasar yang dibutuhkan oleh umat pada waktu itu, yaitu makanan dan Allah mengirimkannya. Semua berkat itu berasal dari Allah dan untuk memberi hidup kepada dunia, “mereka diberi-Nya makan roti dari sorga”. Yang menjadi tantangan ketika Allah menyediakan makanan yang berlimpah kepada umat-Nya adalah mengambil secukupnya. Allah menginginkan mereka mengambil menurut ukuran yang secukupnya, sebab jika mengambil makanan yang disediakan Allah itu berlebihan, makanan itu akan membusuk. Tidaklah mudah untuk memerangi diri dengan menekan nafsu keserakahan, hal itu disebabkan rasa kawatir akan kekurangan, padahal Allah terus siap sedia menyediakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Allah yang peduli tidak menginginkan semua umat menjadi kawatir dan serakah, sebab ternyata jika mengambil diluar ukuran yang diinginkan Allah yaitu secukupnya, akan berdampak buruk dalam kehidupan umat. 

Bacaan kita hari ini kembali mengingatkan ketika Tuhan Yesus menceritakan ulang bagaimana Allah memberi makan kepada umat Israel pada zaman Musa. Umat Israel diberi makan Tuhan agar supaya memiliki kekuatan untuk kembali melanjutkan perjalanan mengikuti rencana dan kehendak Allah menuju tanah yang dijanjikan-Nya. Dengan demikian tanpa disadari, bahwa umat Israel ikut terlibat dalam karya Allah. Tuhan Yesus juga menginginkan hal yang sama, bahwa setelah Allah memberi umat makanan yang cukup, hendaknya mereka berkenan terlibat dalam karya-Nya. Menjadikan dunia yang haus akan kasih, kebenaran, keadilan serta damai sejahtera itu akan terpenuhi. Sehingga menjadi umat Kristen yang adalah umat pilihan Tuhan Yesus, tidak hanya untuk kepentingan bahkan kepuasan pribadi saja, namun tetap berkarya bersama-Nya menghadirkan cinta kasih yang dunia butuhkan. Seperti halnya umat Israel yang diberi roti dari sorga, demikianlah Tuhan Yesus dengan pernyataan-Nya, “Akulah roti hidup” menunjukkan bahwa Tuhan Yesus berasal dari sorga, dan barang siapa yang telah menerima “roti hidup yang dari sorga tersebut” hendaknya juga terlibat dalam karya Allah dalam mewujudkan kasih, kebenaran, keadilan dan damai sejahtera. 

Menjadi catatan setiap pribadi kita sebagai umat Kristen, keberadaan kita sebagai umat Tuhan, hendaknya tetap memiliki keyakinan bahwa Allah akan melepaskan kita dari kelaparan. Namun Tuhan juga mengingatkan bahwa kita hendaknya mengambil secukupnya, supaya kita terbebas dari bencana yang kita buat sendiri. Jauhkan dari pemikiran bahwa mengikut Tuhan Yesus hanya bertujuan supaya hidup kita layak bergelimang harta. Sebagai pengikut Tuhan Yesus yang telah dicukupi kebutuhannya, tentu akan menggerakkan kita berkarya dengan mewujudkan “Roti yang benar dari sorga” dalam hidup sehari-hari, sehingga setiap umat yang ada di sekitar kita merasakan kasih, kebenaran, keadilan dan damai sejahtera. Itulah wujud karya Allah dalam kehidupan kita, yang akan terus berlangsung sesuai dengan waktu Tuhan yang diberikan kepada kita. 

Tuhan Yesus memberkati 
Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar