Selasa, 10 Maret 2020

Mengenal Dan Merasakan

PERSIAPAN PK “JUMAT AGUNG” BAGI MAJELIS GKJW JEMAAT TAWANG
Selasa, 10 Maret 2020
BACAAN : Yesaya 53: 1-5

MENGENAL DAN MERASAKAN

Mengenal dan mengagumi lebih didasarkan kepada sosok dan penampilan, yang diawali dengan melihat dengan padangan mata. Ada pengharapan jika sosok tersebut memukau dan membuat seolah-olah pengharapan itu menjadi kenyataan yang membawa perubahan hidup. Gambaran sosok yang adalah “Ebed Yahweh” yang dipaparkan dalam kitab Yesaya ini, pastilah sosok yang tidak diinginkan untuk dikagumi. Sosok “Hamba Tuhan” yang tidak tampan, tidak mempesona bahkan terkesan dihina dan dihindari sehingga termasuk sosok yang penuh kesengsaraan. Sebuah pertanyaan yang tersirat dalam Yesaya 53:1; adalah ungkapan yang menggambarkan rasa pesimis, penuh keragu-raguan. Jika sosok tersebut tidak ada daya pikat secara duniawi, maka siapa yang mau percaya akan semua “berita” yang akan disampaikan? Pastilah semua yang disampaikan akan dicibir, ditolak dan diabaikan begitu saja. Namun dibalik penghinaan secara duniawi yang dialamatkan kepada “Hamba Tuhan” tersebut, ternyata Dia yang ditetapkan Allah untuk menanggung “kehinaan” kita, lebih tepatnya menjadi tumbal dosa kita, seperti yang terurai dalam ayat 4-5.

Sang “Hamba Tuhan” yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya tersebut adalah Tuhan Yesus. Tidaklah mudah bagi dunia menerima peristiwa penderitaan dan kematian-Nya sebagai karya penyelamatan Allah bagi umat-Nya. Bahkan dunia terlanjur memandang bahwa peristiwa salib adalah batu sadungan (padangan Yahudi) dan merupakan suatu kebodohan (menurut Yunani). Beragam pandangan duniapun bermunculan yang berpendapat bahwa tidak mungkin peristiwa salib itu terjadi dan diperuntukan bagi Sang Mesias. Hal tersebut menggambarkan secara jelas betapa sulitnya dunia menerima peristiwa yang ditampilkan melalui kehidupan “anak manusia” yang menderita itu. Namun Sang Sosok itu dengan tenang dan penuh ketegaran melalui proses penerimaan yang tidak mudah dan bahkan berakhir dengan sangat tragis. Perlakuan kejam bagaikan seorang pemberontak yang biasa berakhir hidupnya melalui hukuman salib.

Kematian Tuhan Yesus di kayu salib mendorong kita memiliki keberanian untuk menghampiri takhta kasih-karunia Allah. Sebab melalui kematian itu, Allah sedang memulihkan diri kita dari belenggu dosa. Melihat  atau memandang kepada tubuh Kristus yang tertikam di kayu salib tersebut, kita telah mengenal dan bahkan merasakan yang membawa kita memiliki hati yang remuk redam untuk mengakui seluruh dosa. Yang kemudian dengan sikap iman yang benar kita bersedia menyambut pengampunan dosa dan pemulihan dari Tuhan Yesus Kristus. Dengan demikian, jalan dan hidup yang dikaruniakan-Nya itu, menempatkan kita dalam kuasa anugerah Allah yang menyelamat. Pada akhirnya, kita yang memiliki hati yang telah dimurnikan tersebut, semakin layak menjadi kawan sekerja-Nya untuk senantiasa menjabarkan karya keselamatan Allah kepada dunia.

Tiga tindakan kunci yang dialami oleh Hamba Tuhan yang adalah Tuhan Yesus seperti yang tercatat dalam ayat-5 yaitu;
Dia ditikam karena pemberontakan kita,
Dia dihukum atau diganjar karena menggantikan kita,
Dia dicambuk sehingga bilur-bilur-Nya menjadikan kita terlepas dan sembuh dari segala dosa.
Bagaimana dengan kita? jika ingin lebih mengenal Kristus, maka hendaknya kita juga bersedia merasakan tiga tindakan kunci tersebut sebagai kawan sekerja-Nya, dan tentunya berkerja bersama-Nya.

Amin.