Kamis, 23 Mei 2013

BAHAN PA BULAN MEI 2013 BACAAN : Keluaran 35: 4-21, Efesus 5: 2 PERSEMBAHAN YANG BENAR DIMATA TUHAN Banyak pertanyaan tentang bagaimana “Persembahan” yang benar kepada Tuhan. Untuk menggumuli pertanyaan tersebut, berikut ini akan disampaikan beberapa kesaksian Alkitab tentang persembahan. Perjanjian Lama: • “Hak prerogatif/ istimewa” Allah. Pada hakekatnya penilai sejati tentang persembahan kita hanya Tuhan. (cerita Kain dan Habil). • Persembahan tidak hanya ditujukan kepada Tuhan, tetapi juga kepada sesama manusia (Kejadian 43:11-15 dan Yehezkiel 45: 16). • Persembahan khusus dari setiap orang yang tergerak hatinya untuk membantu terpenuhinya kebutuhan bagi rumah Tuhan. (Keluaran 35:21) • Persembahan pendamaian yaitu persembahan untuk “menebus” pelanggaran yang mereka lakukan dalam hidup. (Keluaran 30: 20-21) • Menyerahkan beberapa persembahan sekaligus, yaitu persembahan persepuluhan, persembahan khusus, dan persembahan korban bakaran. (Perhatikan Keluaran 12: 11). Perjanjian Baru: • Simbol rasa hormat dan kerinduan untuk memuliakan Tuhan. (Matius 2:11) • Kesediaan seseorang untuk bertobat. (Matius 9:13) • Rasul Paulus menghayati persembahan bukan hanya uang atau benda, tetapi seluruh hidup. (Roma 12:1) • Di Perjanjian Baru kesetiaan dan kepatuhan orang percaya kepada Tuhan-nya tidak lagi ditandai oleh besar kecilnya persembahan, tetapi oleh cara hidup yang menjunjung tinggi nilai-nilai kerajaan Allah, yaitu: kasih, keadilan, kebenaran, suka cita, damai sejahtera. (Matius 23:23, Lukas 11:42, 1 Petrus 2:5) Dari beberapa kesaksian diatas, setidaknya kita bisa memahami arti dan makna persembahan sebagai berikut: • Persembahan yang kita lakukan saat ini bukan lagi sebagai “korban” baik untuk penebusan dosa atau sebagai “alat” untuk mendapatkan berkat dari Tuhan. Tuhan Yesus dengan karya penebusanNya telah memperbaharui secara mendasar makna persembahan. Jangankan sepersepuluh, mempersembahkan sepertiga atau setengah dari yang kita miliki pun tidak akan cukup untuk mensyukuri kebaikan Tuhan. Oleh karena itu Tuhan Yesus tidak pernah menyinggung soal jumlah dalam hal persembahan. • Persembahan sebagai ungkapan rasa syukur atas keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita. Hal yang paling utama dalam persembahan adalah hati yang bersyukur. Persembahan juga sebagai wujud nyata pengakuan kita bahwa tanpa berkat Tuhan kita tidak bisa apa-apa. • Persembahan sebagai wujud nyata kesediaan kita untuk turut menopang pekerjaan Tuhan di dunia ini. • Persembahan sebagai wujud nyata kesediaan kita untuk tidak membiarkan uang dan harta benda menguasai hidup kita, dengan cara mau mengurangi uang atau harta benda yang ada pada diri kita untuk kebutuhan pelayanan. Bagaimana dengan beberapa pergumulan kita tentang Persembahan sepersepuluh, salah atau benarkah? Mestinya tidak perlu diperdebatkan, tetapi dipahami sebagai berikut bahwa menyerahkan Persembahan sepersepuluh dari penghasilan itu boleh bahkan amat baik kita lakukan, asal dengan motivasi yang baik, yaitu: a) untuk mengucap syukur secara teratur atas kasih dan berkat keselamatan dari Tuhan yesus Kristus; b) untuk melatih diri agar kerohanian kita semakin baik dan tidak menempatkan harta-uang sebagai yang utama dalam hidup (mengikis sifat egoisme – materialisme). c) tidak menjadikan angka sepersepuluh sebagai hukum mutlak! Namun demikian menyerahkan persembahan sepersepuluh dari penghasilan bisa saja salah kalau motivasinya tidak benar, misalnya: a) menganggap itu sebagai persembahan yang paling benar; b) ditujukan untuk mendapatkan berkat berlimpah; c) takut kalau tidak memperoleh berkat! Kalau ini yang terjadi, maka sebenarnya persembahan itu arahnya kepada diri sendiri, bukan kepada Tuhan. Selamat mempersembahkan kepada Tuhan yang terbaik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar