Jumat, 12 Juni 2020

KESEDIHAN DAN SUKACITA


Bacaan : Yohanes 16:16-24



Ungkapan Tuhan Yesus yang terdengar; “Tinggal sesaat saja dan kamu tidak melihat Aku lagi, dan tinggal sesaat pula dan kamu akan melihat Aku” menjadi pergumulan diantara para murid-murid. Tuhan Yesus sepertinya memakai kalimat pertentangan ini sebagai cara untuk memahami sesuatu yang baru. Pada kalimat ini ada dua ungkapan yang saling bertentangan, “tidak melihat aku” dan “melihat aku”. Dua kondisi yang akan dialami para murid yang akan kehilangan Yesus, sosok yang mereka kasihi, namun mereka juga akan menemukan Yesus. Dilihat dari materi percakapan di tengah-tengah dinamika situasi dan kondisi pada saat itu, kelihatannya Yesus sedang mengajarkan kepada murid-murid-Nya tentang suatu makna perpisahan yang tidak biasa, seperti yang pernah mereka alami bersama dengan keluarga atau kerabat. Perpisahan itu biasanya bermakna kehilangan karena saling menjauh dan tidak bertemu lagi, dan peristiwa kehilangan menyebabkan kesedihan dan dukacita. Tetapi yang diungkapkan Yesus, menegaskan bahwa peristiwa perpisahan antara Yesus dan para murid-Nya itu bermakna bahwa mereka akan berpisah, namun segera bersatu. Mereka akan merasa kehilangan tetapi pada akhirnya merasa menemukan. Mereka akan mengalami dua kondisi yaitu kesedihan dan sukacita.
Pada konteks peristiwa ini, ada hal penting yang diajarkan Tuhan Yesus kepada para murid-Nya. Tuhan Yesus menjelaskan makna penderitaan yang akan dialaminya, bagaikan seorang ibu yang memang harus melahirkan dengan susah payah, tetapi kelak ketika anaknya sudah lahir penderitaannya itu segera lenyap, berganti sukacita besar. Sangatlah jelas kemudian bahwa, penderitaan Tuhan Yesus di kayu salib, mendamaikan manusia dengan Allah, membawa uluran kasih Allah kepada orang-orang percaya. Tuhan Yesus tidak ingin membiarkan para murid menjadi gagal karena derita yang harus ditanggung-Nya, sebab pada saat puncak penderitaan Allah Bapa ada bersama-Nya. Tuhan Allah tetap ada pada saat tidak ada orang lain yang menemani Yesus. Relasi persekutuan ilahi antara Yesus dengan Allah Bapa, merangkul orang-orang percaya ke dalam penyatuan ilahi tersebut. Dengan percaya kepada kepada Kristus, Allah akan memberikan segala sesuatu yang kita minta dalam nama Yesus. Kita menjadi orang-orang yang akan menerima kasih Allah yang sesungguhnya secara langsung.
Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar