Senin, 06 April 2009

SELAMAT DATANG ”YBPK NEW INSTRUCTION PARADIGM”

Salam sejahtera dalam kasih Kristus.
Semaraknya program sertifikasi guru yang dicanangkan oleh pemerintah, menjadikan semangat baru bagi para guru di negeri ini. Sebab wacana yang berkembang di masyarakat, banyak yang menginginkan supaya “pahlawan tanpa tanda jasa” ini mendapatkan penghargaan yang semestinya. Yang menarik dari program ini adalah tidak semata-mata dengan memberikan tambahan pendapatan bagi para guru, tetapi juga penilaian akan kelayakan bagi guru supaya benar-benar profesional dengan cara menilai kinerja dan faktor pendukung lainnya diluar kegiatan mengajarnya yaitu dengan cara mengumpulkan piagam-piagam penghargaan atau berkas-berkas sejenisnya yang sering disebut dengan penilaian “forto-folio”. Lepas apakah ada yang berbuat tidak semestinya saat mengumpulkan berkas-berkas tersebut, namun pemerintah mengatasinya dengan mengadakan pelatihan bagi guru yang dinyatakan tidak berhasil saat penilaian forto-folionya.
Bagaimana dengan keluarga besar YBPK-GKJW berkenaan dengan program pemerintah tersebut ? Melalui pertemuan para pengurus yang secara rutin dan pembicaraan-pembicaraan yang dilakukan dengan beberapa yayasan-lembaga lain yang berkecipung dengan dunia pendidikan, YBPK-GKJW berkeinginan menciptakan paradigma baru di setiap lini, yang intinya adalah mengembangkan tidak hanya pada proses perkembangan kelembagaannya tetapi juga mengembangkan proses pengembangan pengajaran ataupun pembelajaran. Kita bisa melihat bahwa rencana ini nampaknya telah menjadi program yang sebenarnya sejak lama menjadi bahan pemikiran pengurus YBPK-GKJW, dimana jauh sebelum bergulirnya wacana sertifikasi, telah dilakukan pembenahan-pembenahan yang telah kita rasakan.
Dari lini keorganisasian atau kelembagaan, YBPK-GKJW di tingkat “pusat” ada nuansa baru dengan adanya kecenderungan penajaman kejelasan kinerja dimana kita sekarang akan mengenal “Pembina-Pengurus-Pengawas” semua bagian terisi dengan personalia yang diharapkan melakukannya dengan sepenuh hati dan menjaga keprofesionalitasnya. Kita semua berharap bahwa setiap pribadi yang ada dalam lingkup “pengurus pusat” dapat menjadi konvokator yang baik bagi kita semua.
Menurut pengamatan sederhana, secara umum bahwa yang menjadi sasaran kita saat ini adalah perolehan siswa yang signifikan, peningkatan SDM secara keseluruhan serta peningkatan dan atau penataan sarana prasarana. Ketiga sasaran tersebut saling berkaitan satu dengan lainnya, dimana supaya mendapatkan siswa yang signifikan tentu harus disertai peningkatan kualitas SDM dan kelengkapan sarana prasarana sebagai pendukungnya. Demikian sebaliknya ketika kita mendapatkan siswa yang signifikan tentu ada pemasukan dana yang memadai yang semestinya akan dipergunakan dalam meningkatkan peran dan peranan SDM dan pembenahan sarana prasarana sebagai penunjangnya. Dari sudut pandang lainnya, ada satu hal yang membanggakan sebetulnya bagi kita semua ketika kita berbicara tentang peningkatan kualitas SDM nya, yaitu disamping kita lebih profesional karena adanya pelatihan-pelatihan, juga pendapatan kita juga diharapkan ada peningkatan seperti yang telah dirasakan dibeberapa unit sekolah beberapa bulan terakhir ini dimana ada banyak perhatian yang telah diberikan oleh Jemaat setempat, bahkan ada hasil persidangan Majelis Daerah yang salah satu keputusannya adalah setiap Jemaat mengadakan kantong persembahan khusus pada minggu tertentu setiap bulan untuk diserahkan kepada unit sekolah YBPK yang ada dalam “wilayah pelayanan” Majelis Daerah tersebut.
Pembenahan kelembagaan dilakukan dengan harapan bisa menjawab tantangan saat ini dengan banyak bermunculan lembaga-lembaga pendidikan yang merupakan partnership kita ( maaf saya memilih kata partnership daripada kompetitor) yang siap berkiprah bersama mendidik anak-anak bangsa di era globalisasi ini. Namun demikian perlu kiranya kita memperhatikan pemikiran pemikiran berikut ini sebagai bahan masukan berkaitan dengan pembenahan atau penyempurnaan kelembagaan kita yaitu dengan mengambil langkah-langkah praktis dimana kita seharusnya :
v Mengamati dalam arti mengontrol diri atau “mawas diri” akan apa yang sedang kita atau YBPK-GKJW lakukan selama ini yang ditujukan kepada arah pengembangan di semua lini.
v Menentukan dengan cara saling memberi masukan/saran kritik yang membangun apa yang seharusnya dilakukan diantara kita di masa yang akan datang terhadap pengembangan di semua lini.
v Menganalisa terhadap perubahan-perubahan yang terjadi diluar lembaga / perhimpunan kita yang bisa mempengaruhi pengembangan di semua lini sebagai bahan kajian bagi kita.
v Klarifikasi dan lakukan penekanan beberapa program kegiatan yang telah dan sedang dilakukan apakah masih relevan diterapkan/dilanjutkan dalam rangka membantu YBPK-GKJW dalam memenuhi kebutuhannya, mencapai misinya dan menyadari tujuan perencanaan strategi dan sasarannya.
v Identifikasi sumber-sumber yang terbaik seperti bakat dan sumber daya yang kita miliki karena pasti ada banyak bermunculan pribadi-pribadi yang berubah dan sangat berkompeten tetapi belum pernah terlihat atau terdengar untuk mengimplementasi bakat dan kemampuannya dalam rangka membantu pengembangan di semua lini.

Selanjutnya secara lebih khusus kita bisa merenungkan apa yang telah terjadi di YBPK-GKJW kita terhadap perhatiannya kepada peningkatan SDM. Ada banyak kegiatan yang seharusnya dilakukan kepada kita keluarga besar YBPK-GKJW. Ada banyak pelatihan yang seharusnya dilakukan baik yang ditujukan kepada para Kepala sekolah, guru maupun karyawan. Kita tentu masih ingat pakar pendidikan yang bukunya sangat terkenal dan teorinya banyak dipakai oleh banyak pendidik atau pemerhati pendidikan sampai dengan saat ini yaitu Dick & Carey dalam bukunya “The Systematic Design Of Instruction “ di edisi kelimanya, tentang model pendekatan system yang mengilustrasikan bahwa kinerja seseorang dalam melaksanakan kegiatannnya bagaikan orang memasak, bahwa dengan penataan dapur sendiri, racikan bumbu atau resep sendiri akan menghasilkan masakan yang unik dan lezat. Sebagai orang yang masuk dalam tim di dunia pendidikan, kita tidak hanya dituntut untuk mengembangkan dan menguasai bidang studi keahlian kita saja melainkan juga dituntut untuk mampu mengalihkan keahlian kita itu kepada para siswa, sehingga terjadi transformasi nilai, sikap dan kemampuan pada diri mereka. Ini merupakan salah satu tugas utama dan profesional sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan.
Peran ini sangatlah perlu dikembangkan, dan inilah yang sedang kita renungkan untuk segera diimplementasikan, dimana lembaga kita YBPK-GKJW memulai dengan menggarap kita sebagai tenaga pengajar. Kita tentunya mempunyai banyak asumsi mengapa ini dilakukan terhadap tenaga pengajar, menurut analisa yang berkembang karena adanya beberapa asumsi yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan :
1. Tenaga pengajar merupakan sumber pendidikan yang paling penting.
2. Kualitas keilmuan dan keprofesionalannya sangat perlu ditingkatkan karena tuntutan kondisi dan tantangan dunia.
3. Mengajar merupakan serangkaian sikap, pengetahuan, ketrampilan, motivasi dan nilai yang komplek, sehingga seharusnya dihindari penanganan secara sederhana.
4. Tidak ada satu model, pendekatan atau teknik yang abadi atau tunggal yang dapat diterapkan sepanjang masa untuk menjadikan proses belajar-mengajar yang efektif.
5. Keberagaman karakteristik siswa yang memiliki kemampuan, minat, latar belakang serta orientasi yang berbeda juga perlu ditanggapi dengan memberikan pengalaman belajar yang berbeda.

Dari pertimbangan diatas yang berangkat dari asumsi-asumsi yang ada, maka tentunya ada kelanjutan tindakan yang seharusnya dilakukan oleh lembaga kita, YBPK-GKJW yaitu : (menurut saya, perlu : )
1. Pengembangan professional, yang berupa peningkatan kompetensi pengajaran.
2. Pengembangan ketrampilan pendukung kompetensi pengajaran, yaitu perencanaan dan pengelolaan pengajaran, penilaian, penggunaan berbagai macam metode, media dan ketrampilan khusus lainnya.
3. Peningkatan motivasi dan kegairahan kerja yang menuju kepada peningkatan kepuasan intrinsik (baca: hakiki).
4. Peningkatan ketrampilan hubungan antar pribadi serta pemahaman yang lebih baik terhadap teman sejawat terlebih dengan siswa.
5. Pertumbuhan dalam jabatan.

Itu semua adalah harapan kita sebagai unsur SDM yang akan diperhatikan, sebab tentu YBPK-GKJW sangat memahami bahwa pengembangan tenaga pengajar (instructor development) merupakan bagian inti dari pengembangan kelembagaan (institutional development). Yang perlu kita pahami bersama adalah untuk peningkatan kualitas SDM tidak mungkin berjalan begitu saja tanpa adanya pendukung untuk penyelenggaraan kegiatan itu. Yang dimaksudkan disini adalah kondisi yang mendukung yang mendorong dan menarik untuk memprakarsai dalam melaksanakan pembaharuan, suatu iklim yang menggairahkan. Sebagai pendukungnya diantaranya adalah :
1. Dukungan Moral dan Kebijakan :
Dukungan ini diperlukan dari seluruh jajaran Pengurus Pusat maupun Cabang hingga para Kepala Sekolah. Dukungan ini sangat menentukan dalam meningkatkan aktivitas instruksional atau pengajaran. Tanpa ada perhatian dan dukungan, maka semangat dan dedikasi sumber daya manusia akan menurun atau bahkan susut.
2. Dukungan Organisasi/ Lembaga
Dukungan moral perlu diterjemahkan dalam serangkaian tindakan. Untuk penerjemahan dan penyusunan serangkaian tindakan itulah diperlukan adanya dukungan organisasi, yaitu lembaga yang terus – menerus melaksanakan fungsi pengelolaan dan pelaksanakannya, yaitu suatu organisasi yang seperti kita miliki dimana penekanan kita bukan lembaga struktural tetapi secara fungional lembaga kita terbentuk.
3. Dukungan Tenaga Ahli
Adanya tenaga ahli yang berdedikasi serta memiliki keahlian khusus, dan ini adalah juga merupakan prasyarat mutlak untuk berfungsinya suatu lembaga. Pembinaan personalia pengajar pada lembaga kita semestinya segera kita rasakan, yaitu yang ditangani oleh jajaran Pengurus, hanya mungkin ada pikiran yang berbeda bahwa kita perlu berkolaborasi dengan para pakar dan konsultan ahli yang memiliki kepedulian dalam peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Dukungan Dana
Dukungan ini mungkin merupakan masalah besar, karena semua lini dalam kelembagaan kita memerlukan dana. Dalam jangka panjang akan terlihat ketercapaian efektifitas dan efisiensinya. Dukungan dana ini seringkali merupakan bukti penting akan adanya dukungan moral dari pengurus. Di lembaga kita nampaknya sangat diperlukan adanya bagian yang mengelola hal ini yang tidak lagi secara tradisional.
5. Dukungan Fasilitas
Fasilitas yang dimasudkan disini tidak hanya berupa fisik, yang hanya berupa gedung, media, peralatan dan sebagainya. Tetapi juga diperlukan dukungan fasilitas nonfisik, yaitu berupa kemudahan dan kesempatan dalam melaksanakan atau mengikuti suatu kegiatan.

Kita tentu sepakat bahwa semua di dunia itu tidak kekal. Paradigma penataan kelembagaan yang sudah mapanpun akan mengalami perubahan kearah paradigma baru dengan adanya penemuan baru, artinya proses terjadinya perubahan paradigma diawali dengan adanya keyakinan akan suatu paradigma yang terusik oleh sejumlah penemuan atau kondisi baru, sehingga timbul keraguan atas paradigma yang telah diyakini atau dimiliki sebelumnya. Namun seharusnya keraguan itu diikuti oleh sejumlah usaha untuk mengatasi atau mencari penyelesaian terbaiknya, disertai dengan tumbuhnya kesadaran untuk menggabungkan beberapa ide, konsep pemikiran, yang pada akhirnya menciptakan paradigma baru.itulah harapan kita, dengan pertolongan Tuhan, semoga berhasil.
Demikian yang dapat saya tulis untuk menjadi perenungan kita bersama, apabila ada sesuatu yang tidak berkenan mohon dimaafkan. Tuhan memberkati.

Salam hangat,

Yohanes.Didik.S.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar