Selasa, 18 Maret 2014

BERBEDA NAMUN TETAP SATU

BACAAN : 1 Korintus 12:14-18 BERBEDA NAMUN TETAP SATU Pendahuluan Panggilan untuk melayani bagi seseorang dilandasi atas pekerjaan Tuhan Yesus yang datang ke dunia untuk melayani bukan dilayani. Itulah sebabnya tanpa melihat siapakah dan bagaimana kondisi kehidupan kita, panggilan pelayanan diberikan kepada kita. Sebagai gereja yang dibangun dalam dasar “iman dan percaya” kepada Tuhan Yesus Raja gereja, maka orang yang hadir dan bersekutu di dalam gereja Tuhan adalah justru orang-orang yang sangat beragam latar belakang kehidupannya. Berangkat dari pemahaman bahwa kita memang beragam, namun memiliki tujuan yang sama, maka kita berupaya untuk dapat hidup nyaman dalam keberagaman, saling menghargai, saling menerima dan saling memahami sehingga tujuan hidup kita untuk memuliakan nama Tuhan menjadi sebuah realita bukan pengharapan yang kosong. Dan untuk itulah Firman Tuhan saat ini mengarahkan kita akan sebuah kesatuan dalam perbedaan. Realitas Kehidupan Perjalanan Rasul Paulus setelah menghadapi lawan-lawan yang begitu banyak di Korintus. senantiasa berusaha untuk tetap menjadi “imam” bagi gereja Tuhan, terlebih lagi menjawab tantangan dan persoalan yang dihadapi oleh jemaat Tuhan di Korintus, yang diberitakan kepada rasul Paulus melalui surat-surat mereka. Munculnya pengajaran-pengajaran dari berbagai golongan menyebabkan pertentangan di tengah-tengah jemaat yang bahkan hampir menjurus kepada perpecahan. Masing-masing golongan dan para pengikutnya mengklaim diri sebagai yang paling utama atau yang terpenting. Pengelompokan berdasarkan golongan menyebabkan disharmonisasi persekutuan jemaat. Jikalau demikian situasinya, maka yang terjadi adalah masing-masing mengandalkan kemampuan dan pengetahuannya untuk melayani Tuhan. Rasul Paulus hendak membawa jemaat ke dalam sebuah pemahaman untuk melayani Tuhan dalam keberagaman, bukan dari golongan siapa yang terpenting tetapi bagaimana sesama orang percaya dapat melayani Tuhan dalam masing-masing keberadaannya. Masing-masing kita tidak mungkin memiliki karunia yang sama, karena tidak mungkin kita mampu mengerjakan semua hal kalau karunianya sama semua. Kenyataan yang harus kita sadari adalah bahwa kita memiliki karunia yang berbeda-beda namun memiliki tujuan yang sama. Sesungguhnya kita harus bersyukur atas karunia yang berbeda itu, karunia yang tidak seperti dimiliki oleh orang lain. Dan untuk itu, rasul Paulus mengingatkan jemaat tentang hakikat dirinya sebagai gereja. Jemaat harus menyadari bahwa dalam baptisan, mereka telah dibaptis oleh Roh menjadi satu tubuh dalam Kristus. Jadi masing-masing jemaat adalah anggota dari Tubuh Kristus. Saling Berelasi Sebagai tubuh, maka masing-masing bagian memiliki formasi yang sudah ditentukan sesuai dengan fungsi masing-masing. Dan kalau masing-masing masih menganggap yang lain tidak perlu, maka apa jadinya tubuh kita kalau yang ada hanya telinga saja, dimanakah mata, dan dimanakah alat penciuman? Kalau tubuh kita hanya mata saja, lalu bagaimanakah tubuh ini berjalan, dan bagaimana bergerak? Jadi setiap anggota “Tubuh Kristus” harus senantiasa merelasikan diri dengan anggota tubuh yang lain. Disinilah letaknya kesatuan sama seperti lidi, jikalau lidi hanya terdiri dari satu bagian maka lidi itu tidak dapat berbuat apa-apa dan tidak akan mampu untuk menyapu kotoran-kotoran yang ada. Tetapi ketika lidi-lidi itu menyatukan diri dengan lidi yang lain sehingga membentuk satu ikatan dan kelompok yang besar, maka lidi itu akan menjadi sapu yang kuat dan kokoh dan mampu membersihkan kotoran-kotoran yang ada. Organ tubuh adalah sesuatu yang hidup. Ia memerankan sebuah fungsi tertentu. Masing-masing ada untuk memerankan fungsi tertentu yang tidak ditemukan dalam bagian tubuh lain. Jadi menjadi anggota Gereja berarti dipanggil untuk memainkan peran dan fungsi tertentu. Setiap anggota tubuh harus bersikap saling membutuhkan dan merawat. Bagian yang elok harus mendapat perhatian yang lebih. Bagian yang tidak terhormat justru harus diberi penghormatan khusus. Dengan begitu maka perpecahan dalam tubuh dapat dicegah. Setiap anggota tubuh didorong untuk saling memperhatikan dan saling membangun berdasarkan karunia masing-masing. Dalam ikatan kesatuan organis, jika satu bagian tubuh menderita, maka semua akan merasakan penderitaan itu. Dan jikalau satu tubuh dihormati maka semua akan merasakan penghormatan itu. Itulah persekutuan dan hakikat kehidupan gereja sebagai orang percaya. Gereja adalah tubuh Kristus dan kita semua adalah anggotanya. Penutup Masing-masing gereja diciptakan Tuhan dengan tujuan yang khusus, oleh karena itu setiap gereja juga memiliki kekhususan yang berbeda satu dengan yang lain. Jangan hanya melihat kelebihan dan kekhususan yang ada pada gereja lain, tetapi temukanlah kekhususan yang menjadi karunia Roh di dalam kehidupan bergereja kita. Dan dengan karunia itu, maka pelayanan akan menjadi sangat efektif dalam pekerjaan Tuhan. Perbedaan yang ada pada masing-masing kita sebagai tubuh Kristus, hendaknya jangan menjadi sumber perpecahan di antara kita, karena perbedaan itu tidak seharusnya membuat kita memiliki tujuan yang berbeda-beda tapi justru agar semua bidang dapat dikerjakan karena memiliki alat yang tepat sesuai dengan bidang pekerjaannya masing-masing. Bukan kemampuan kita yang melakukan pekerjaan itu tetapi Allah lewat karunia yang Dia berikan dalam hidup kita yang melakukannya. Kesatuan organis di dalam jemaat sebagai anggota Tubuh Kristus itu akan terwujud jikalau jemaat terus berusaha mengejar karunia yang paling utama, yakni KASIH. Semua peran di atas akan dapat dijalankan dengan baik jika setiap anggota tubuh memberlakukan kasih, karena kasihlah karunia yang paling utama. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar