Bacaan 2 SAMUEL 13 : 23 - 39
PEMBUKAAN
“Nasi sudah menjadi bubur” adalah ungkapan yang tidak
asing dalam kehidupan kita ketika ada peristiwa yang terlanjur terjadi tetapi
belum ada solusi yang diambil. Demikian juga jika ada masalah yang terjadi
dalam kehidupan keluarga kita dan tidak segera diselesaikan maka tanpa sadar
kita menjadikan kehidupan keluarga kita bagaikan sebuah laboratorium untuk uji
coba terhadap sebuah perkara.
Dalam bacaan kita saat ini dikemukakan sebuah konflik
yang terjadi dalam keluarga besar dan terhormat lagi. Ketidak-tuntasan sebuah
perkara yang menyisakan sebuah pertentangan yang kemudian berujung pada
kejahatan. Keluarga besar dan terhormat itu adalah keluarga Daud. Sebagai seorang raja, Daud dikatakan sebagai
seseorang yang berkenan di hati Tuhan. Tetapi ada anggota keluarga termasuk Daud
sendiri juga telah memperlihatkan perilaku yang tidak menjadi teladan sebagai sang
Bapak dalam hal mengambil sikap yang tepat dan bijaksana untuk segera menyelesaikan
sebuah perkara.
ISI
Amnon merupakan anak yang berasal dari hasil
perkawinan Daud dengan istrinya yaitu Ahinoam. Amnon merupakan lelaki yang
memperkosa Tamar, saudara tirinya. Tamar merupakan saudara kandung dari
Absalom. Ketika Amnon memperkosa Tamar dan
tidak mau bertanggung jawab disitulah benih-benih konflik mulai disemaikan. Hal
inilah yang menyebabkan kematian Amnon. Ia dibunuh oleh orang-orang suruhan
Absalom yang marah karena perbuatannya tersebut. Pembunuhan tersebut terjadi
ketika ia sedang dalam keadaan mabuk karena minum anggur atas undangan Absalom.
Peristiwa yang terjadi dalam perikop ini hendak memperlihatkan konflik internal
yang menjadi bagian dari kehidupan raja Daud. Perilaku Absalom bukti sebuah
rasa dendam.
Hidup dalam dendam merupakan persoalan yang bisa
muncul dalam keluarga juga, sehingga dendam mengacaukan semua bentuk keindahan
yang Tuhan ciptakan dalam lembaga keluarga. Ketika dendam disimpan dan saat
tiba pada waktu diwujudkan tindakan balasan, maka akan menimbulkan masalah yang
besar.
Dendam juga akan menimbulkan luka batin yang luar biasa
dan menghasilkan kesedihan yang mendalam. Kita tidak bisa menganggap luka batin
ini sebagai sakit yang biasa sebab pengkhianatan yang terjadi dalam relasi keluarga
adalah kekejian dihadapan Tuhan juga. Sangatlah penting agar keluarga Kristen
saling mendiskusikan semua perkara dengan jujur dan belajar sebanyak mungkin
tentang bagaimana perbedaan masing-masing.
Kalau kita menganalisa nas ini secara
teliti, kita akan melihat bahwa Daud selaku orang tua membiarkan masalah ini
berlarut-larut. Mestinya sejak awal kejadian antara Tamar dan Amnon, Daud sudah
bertindak yaitu untuk segera membereskan masalah tersebut. Namun, Daud
menganggap remeh masalah yang besar ini. Pantas saja Absalom memendam rasa
dendam kepada si Amnon. Sebab tidak ada penyelesaian antara mereka. Dan
akibatnya, Daud harus kehilangan Amnon, ia berserta pegawai kerajaan
berdukacita. Inilah yang dinamakan Nasi Telah Menjadi Bubur.
Belajar dari kisah nas ini, maka masalah
yang ada dalam hidup ini hendaklah dibereskan dengan segera, mengapa? Tujuannya
adalah untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, seperti ; dendam,
kekerasan bahkan pembunuhan. Pertanyaannya adalah strategi apa saja yang
perlu kita lakukan untuk menyelesaikan konflik atau masalah yang terjadi?
1.
Lukas 12:57-58 mencatat: "Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan
sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap
pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya
jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada
pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara."
Berarti adanya suatu inisiatif untuk segera berdamai dengan pihak lain.
Keistimewaan dari inisiatif ini sendiri yaitu mampu mencermati kreasi Tuhan,
selanjutnya menjadikan bahan renungan atau kreatifitas berpikir dalam semua
waktu dan tempat untuk menanggapi sesuatu.
2.
Efesus 4:26 mencatat: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat
dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu."
Kemarahan jika dipendam dalam hati ini, maka kemarahan itu akan membawa
kita kepada dosa berantai, misalnya: Merancang kejahatan, menyakiti, memfitnah,
mematikan orang,dll. Jadi kendalikan amarah atau rasa marah dalam hati kita
dengan segera melupakan apa yang membuat kita marah. Ingat! Kalau kita suka
marah, maka penyakit akan menyerang kita. Sebab itu pintar-pintarlah
mengendalikan diri. Sebab kemarahan malah akan menambah masalah.
3.
2 Korintus 5:19 mencatat: "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan
diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."
Nas ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Yesus ke dunia adalah sebagai
mediator dalam menjalin kembali relasi antara Allah dengan manusia sehingga
manusiapun terbebas dari dosa.
PENUTUP
Dari renungan kita hari ini, kita diingatkan
untuk tidak menunda-nunda dalam membereskan konflik atau masalah dalam hidup
ini. Jika saat ini masih ada masalah atau konflik keluarga, pekerjaan, antar
saudara, antar teman yang masih menyelimuti kita, maka dengan kerendahan hati
mari segera kita bereskan, sebelum terlambat. Sebab masalah akan bisa membawa dampak
yang mematikan bagi kita dan iblis akan menari-nari dan terbahak-bahak melihat
kejatuhan kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar