Rabu, 22 Juni 2016

Bereskan Konflik!

Bacaan 2 SAMUEL 13 : 23 - 39 

PEMBUKAAN
“Nasi sudah menjadi bubur” adalah ungkapan yang tidak asing dalam kehidupan kita ketika ada peristiwa yang terlanjur terjadi tetapi belum ada solusi yang diambil. Demikian juga jika ada masalah yang terjadi dalam kehidupan keluarga kita dan tidak segera diselesaikan maka tanpa sadar kita menjadikan kehidupan keluarga kita bagaikan sebuah laboratorium untuk uji coba terhadap sebuah perkara.
Dalam bacaan kita saat ini dikemukakan sebuah konflik yang terjadi dalam keluarga besar dan terhormat lagi. Ketidak-tuntasan sebuah perkara yang menyisakan sebuah pertentangan yang kemudian berujung pada kejahatan. Keluarga besar dan terhormat itu adalah keluarga Daud.  Sebagai seorang raja, Daud dikatakan sebagai seseorang yang berkenan di hati Tuhan. Tetapi ada anggota keluarga termasuk Daud sendiri juga telah memperlihatkan perilaku yang tidak menjadi teladan sebagai sang Bapak dalam hal mengambil sikap yang tepat dan bijaksana untuk segera menyelesaikan sebuah perkara.
ISI

Amnon merupakan anak yang berasal dari hasil perkawinan Daud dengan istrinya yaitu Ahinoam. Amnon merupakan lelaki yang memperkosa Tamar, saudara tirinya. Tamar merupakan saudara kandung dari Absalom. Ketika Amnon memperkosa Tamar dan tidak mau bertanggung jawab disitulah benih-benih konflik mulai disemaikan. Hal inilah yang menyebabkan kematian Amnon. Ia dibunuh oleh orang-orang suruhan Absalom yang marah karena perbuatannya tersebut. Pembunuhan tersebut terjadi ketika ia sedang dalam keadaan mabuk karena minum anggur atas undangan Absalom. Peristiwa yang terjadi dalam perikop ini hendak memperlihatkan konflik internal yang menjadi bagian dari kehidupan raja Daud. Perilaku Absalom bukti sebuah rasa dendam.

Hidup dalam dendam merupakan persoalan yang bisa muncul dalam keluarga juga, sehingga dendam mengacaukan semua bentuk keindahan yang Tuhan ciptakan dalam lembaga keluarga. Ketika dendam disimpan dan saat tiba pada waktu diwujudkan tindakan balasan, maka akan menimbulkan masalah yang besar.

Dendam juga akan menimbulkan luka batin yang luar biasa dan menghasilkan kesedihan yang mendalam. Kita tidak bisa menganggap luka batin ini sebagai sakit yang biasa sebab pengkhianatan yang terjadi dalam relasi keluarga adalah kekejian dihadapan Tuhan juga. Sangatlah penting agar keluarga Kristen saling mendiskusikan semua perkara dengan jujur dan belajar sebanyak mungkin tentang bagaimana perbedaan masing-masing. 
Kalau kita menganalisa nas ini secara teliti, kita akan melihat bahwa Daud selaku orang tua membiarkan masalah ini berlarut-larut. Mestinya sejak awal kejadian antara Tamar dan Amnon, Daud sudah bertindak yaitu untuk segera membereskan masalah tersebut. Namun, Daud menganggap remeh masalah yang besar ini. Pantas saja Absalom memendam rasa dendam kepada si Amnon. Sebab tidak ada penyelesaian antara mereka. Dan akibatnya, Daud harus kehilangan Amnon, ia berserta pegawai kerajaan berdukacita. Inilah yang dinamakan Nasi Telah Menjadi Bubur. 

Belajar dari kisah nas ini, maka masalah yang ada dalam hidup ini hendaklah dibereskan dengan segera, mengapa? Tujuannya adalah untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan, seperti ; dendam, kekerasan bahkan pembunuhan. Pertanyaannya adalah strategi apa saja yang perlu kita lakukan untuk menyelesaikan konflik atau masalah yang terjadi?

1.      Lukas 12:57-58 mencatat: "Dan mengapakah engkau juga tidak memutuskan sendiri apa yang benar? Sebab, jikalau engkau dengan lawanmu pergi menghadap pemerintah, berusahalah berdamai dengan dia selama di tengah jalan, supaya jangan engkau diseretnya kepada hakim dan hakim menyerahkan engkau kepada pembantunya dan pembantu itu melemparkan engkau ke dalam penjara."
Berarti adanya suatu inisiatif untuk segera berdamai dengan pihak lain. Keistimewaan dari inisiatif ini sendiri yaitu mampu mencermati kreasi Tuhan, selanjutnya menjadikan bahan renungan atau kreatifitas berpikir dalam semua waktu dan tempat untuk menanggapi sesuatu.
2.      Efesus 4:26 mencatat: Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu."
Kemarahan jika dipendam dalam hati ini, maka kemarahan itu akan membawa kita kepada dosa berantai, misalnya: Merancang kejahatan, menyakiti, memfitnah, mematikan orang,dll. Jadi kendalikan amarah atau rasa marah dalam hati kita dengan segera melupakan apa yang membuat kita marah. Ingat! Kalau kita suka marah, maka penyakit akan menyerang kita. Sebab itu pintar-pintarlah mengendalikan diri. Sebab kemarahan malah akan menambah masalah.
3.      2 Korintus 5:19 mencatat: "Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."
Nas ini mengingatkan kita bahwa kehadiran Yesus ke dunia adalah sebagai mediator dalam menjalin kembali relasi antara Allah dengan manusia sehingga manusiapun terbebas dari dosa.

PENUTUP


Dari renungan kita hari ini, kita diingatkan untuk tidak menunda-nunda dalam membereskan konflik atau masalah dalam hidup ini. Jika saat ini masih ada masalah atau konflik keluarga, pekerjaan, antar saudara, antar teman yang masih menyelimuti kita, maka dengan kerendahan hati mari segera kita bereskan, sebelum terlambat. Sebab masalah akan bisa membawa dampak yang mematikan bagi kita dan iblis akan menari-nari dan terbahak-bahak melihat kejatuhan kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar