Bacaan : Markus 6: 35-44
Salah satu semangat militansi
Kristen yang harus dimiliki setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus adalah
Kasih. Banyak perwujudan kasih yang bisa diperlihatkan dalam kehidupan sehari
hari, diantaranya adalah kepekaan untuk perhatian kepada sesama. Kita
seringkali terganggu kadar kepekaan kita dikarenakan oleh perhatian kita hanya
tertuju kepada kebutuhan kita sendiri. Kebutuhan diri yang seolah-olah tidak
pernah tercukupi, sehingga semangat mementingkan diri sendiri lebih utama dan
kecil kemungkinan untuk terusik memperhatikan sesama. Selain kekuatan dalam
diri sendiri sebagai sumber yang memperlemah kepekaan kita, tawaran yang
memanjakan dari luar juga tidak kalah kuatnya. Dengan beragam barang dan jasa
yang semestinya bukan sebagai kebutuhan pokokpun, dipaksakan untuk menjadi
kebutuhan yang harus diperolehnya.
Beragam perlakuan yang ditujukan
kepada kita, baik berupa nasehat, seruan untuk mencairkan kebekuan akan
kepekaan kita, rupanya juga tidak bisa dengan mudah dicerna dengan baik.
Mungkin kita menjadi pendengar yang baik, setuju dengan seruan yang membuahkan
niat yang baik dan menyimpannya. Namun seringkali terhiasi dengan semangat
untuk mencari cara, mengalihkan tindakan untuk menerapkannya dengan menunjuk
kepada orang lain. Sepertinya kita selamat dari beban pekerjaan, tetapi
sebenarnya kita sedang membuang kesempatan untuk memiliki maksud baik yaitu
peka kepada sesama. Tanpa disadari kita akan kehilangan semangat militansi
Kristen kita terutama dalam hal mengasihi dan memberi pertolongan kepada
sesama.
Bacaan kita hari ini mengingatkan
akan peristiwa ketika Tuhan Yesus akan memberi makan kepada banyak orang, lima
ribu orang lebih. Ada dua sikap yang bisa kita ambil kaitannya dengan militansi
Kristen. Yang pertama, bagaimana Tuhan Yesus memiliki kepekaan kepada banyak
orang akan kebutuhan pokoknya, dan yang kedua bagaimana tindakan yang
seharusnya dilakukan ketika para murid menerima mandat dari Tuhan Yesus. Keteladanan
Tuhan Yesus dalam memiliki kepekaan dengan memperhatikan mereka yang
membutuhkan makanan adalah prioritas yang harus kita miliki. Dengan
memperhatikan mereka yang “kelaparan” dalam banyak hal, berati kita juga sedang
menyelamatkan “ciptaan” Tuhan. Artinya kita sedang melakukan untuk Tuhan, tanpa
ada tendensi atau “pamrih” kepada mereka yang kita perhatikan. Mandat yang
diberikan Tuhan kepada kita, tidak selayaknya kita hindari dengan alasan yang masuk
akal sekalipun. Tidak seperti yang para murid lakukan dengan mengatakan bahwa
“tempat ini sunyi dan hari sudah mulai malam...”. Kita harus mempergunakan
hikmat pemberian Tuhan untuk melakukannya dengan keyakinan Tuhan akan menopang
kita.
Pada akhirnya, semoga kita tetap
bertahan menyelamatkan semangat militansi Kristen kita dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan demikian disamping karya Allah tetap berlaku dalam
kehidupan kita, dengan memperhatikan mereka yang memerlukan pertolongan, kita juga
sedang mempertahankan kualitas hidup yang baik pemberian Tuhan.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar