Rabu, 10 Oktober 2018

TEMAN SEKERJA


Bahan: Yohanes 15:16-25

Pertanyaan mendasar yang sering kita abaikan adalah “apakah Tuhan salah memilih kita?”. Sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada kita dan memerlukan jawaban yang tulus, maka jawabannya pastilah “tidak salah”. Tidak hanya sekedar sebuah pertanyaan, tetapi ada dampak yang mengikutinya yaitu untuk apa Tuhan memilih kita. Salah satu tujuannya adalah sebagai teman sekerja-Nya yang tidak hanya menerima setiap kehendak dan karya-Nya, tetapi juga menerapkan dalam kehidupan. Perilaku hidup sebagai teman sekerja Allah sebagai penyalur karya dan kehendak Allah kepada sesama tidak hanya dengan “memberi” contoh melalui khotbah-khotbah dan nasehat-nasehat saja tetapi juga harus “menjadi” teladan kehidupan bagi sesama.
Dengan memilih kita sebagai teman sekerjaNya, Allah pasti senantiasa menunjukkan kasihNya kepada kita dan melindunginya. Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka yang dipilih oleh Tuhan akan mendapat tantangan yang berat dari dunia, sebab dunia membenci orang pilihan Allah. Dunia tidak ingin orang yang dipilih oleh Allah akan menghasilkan buah-buah kebaikan, yang diantaranya adalah mengasihi sesama dan berdampak untuk menjadikan sesama saling mengasihi diantara mereka. Allah melalui kehadiran Tuhan Yesus dan teman sekerjaNya ingin menyelamatkan manusia dari kekuatan dosa dunia dan memulihkan hubungan baik antara manusia dengan Allah. Seringkali tanpa disadari oleh banyak umat manusia, bahwa dengan membenci Yesus itu juga berarti membenci Allah. Ditambah lagi bahwa kebencian mereka itu tanpa alasan.
Bacaan kita hari ini, selain menekankan untuk saling mengasihi seorang akan yang lain, juga memberi kekuatan kepada kita untuk tetap bertahan akan peran kita sebagai teman sekerja Allah. Seringkali kita menjadi “nglokro” karena yang kita hadapi adalah sosok yang tidak hanya menolak niat baik kita, tetapi juga menunjukkan tindakan kebencian yang berlebihan. Kebencian yang sering kita rasakan setiap saat dalam hidup kita, menggiring kepada sikap acuh tak acuh yang mengarah kepada tindakan diam dan pasif sebagai teman sekerjaNya. Jika pasif dan diam masuk dalam kehidupan kita sebagai manusia Kristen, maka dipastikan kita melemahkan kepercayaan Allah kepada kita dan memperlambat serta menggagalkan perintah untuk mengasihi seorang akan yang lain.
Pada akhirnya kita harus tetap bertahan menjalankan peran kita sebagai teman sekerja Allah. Kita diingatkan bahwa yang memilih kita adalah Allah sendiri, itu berarti kekuatan kita sepenuhnya juga berasal dari Allah. Allah senantiasa mengawal, mendampingi dan memberi motivasi serta semangat untuk pergi dan menghasilkan buah-buah kebaikan itu.
Amin     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar