Bahan: Yohanes 15:16-25
Pertanyaan mendasar yang sering
kita abaikan adalah “apakah Tuhan salah memilih kita?”. Sebuah pertanyaan yang
ditujukan kepada kita dan memerlukan jawaban yang tulus, maka jawabannya
pastilah “tidak salah”. Tidak hanya sekedar sebuah pertanyaan, tetapi ada
dampak yang mengikutinya yaitu untuk apa Tuhan memilih kita. Salah satu
tujuannya adalah sebagai teman sekerja-Nya yang tidak hanya menerima setiap
kehendak dan karya-Nya, tetapi juga menerapkan dalam kehidupan. Perilaku hidup
sebagai teman sekerja Allah sebagai penyalur karya dan kehendak Allah kepada
sesama tidak hanya dengan “memberi” contoh melalui khotbah-khotbah dan
nasehat-nasehat saja tetapi juga harus “menjadi” teladan kehidupan bagi sesama.
Dengan memilih kita sebagai teman
sekerjaNya, Allah pasti senantiasa menunjukkan kasihNya kepada kita dan
melindunginya. Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka yang dipilih oleh Tuhan akan
mendapat tantangan yang berat dari dunia, sebab dunia membenci orang pilihan
Allah. Dunia tidak ingin orang yang dipilih oleh Allah akan menghasilkan
buah-buah kebaikan, yang diantaranya adalah mengasihi sesama dan berdampak
untuk menjadikan sesama saling mengasihi diantara mereka. Allah melalui
kehadiran Tuhan Yesus dan teman sekerjaNya ingin menyelamatkan manusia dari
kekuatan dosa dunia dan memulihkan hubungan baik antara manusia dengan Allah.
Seringkali tanpa disadari oleh banyak umat manusia, bahwa dengan membenci Yesus
itu juga berarti membenci Allah. Ditambah lagi bahwa kebencian mereka itu tanpa
alasan.
Bacaan kita hari ini, selain
menekankan untuk saling mengasihi seorang akan yang lain, juga memberi kekuatan
kepada kita untuk tetap bertahan akan peran kita sebagai teman sekerja Allah.
Seringkali kita menjadi “nglokro” karena yang kita hadapi adalah sosok yang
tidak hanya menolak niat baik kita, tetapi juga menunjukkan tindakan kebencian
yang berlebihan. Kebencian yang sering kita rasakan setiap saat dalam hidup
kita, menggiring kepada sikap acuh tak acuh yang mengarah kepada tindakan diam
dan pasif sebagai teman sekerjaNya. Jika pasif dan diam masuk dalam kehidupan
kita sebagai manusia Kristen, maka dipastikan kita melemahkan kepercayaan Allah
kepada kita dan memperlambat serta menggagalkan perintah untuk mengasihi
seorang akan yang lain.
Pada akhirnya kita harus tetap
bertahan menjalankan peran kita sebagai teman sekerja Allah. Kita diingatkan
bahwa yang memilih kita adalah Allah sendiri, itu berarti kekuatan kita
sepenuhnya juga berasal dari Allah. Allah senantiasa mengawal, mendampingi dan
memberi motivasi serta semangat untuk pergi dan menghasilkan buah-buah kebaikan
itu.
Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar