Minggu, 28 Maret 2010

Bahan PA Bulan April 2010 : Keluarga Yang Harmonis

Bacaan : Markus 3 : 24 – 35

Terwujudnya keluarga yang harmonis berasal dari sebuah pernikahan yang memuaskan yang dibangun diatas prinsip-prinsip yang terbukti esensial bagi perkembangan setiap hubungan suami istri yang hangat dan penuh kasih.
Keluarga merupakan komunitas hidup sosial terkecil yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial. Keluarga terbentuk melalui ikatan perkawinan atau oleh hubungan darah. Ada yang disebut keluarga inti, dimana anggotanya terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. Ada juga keluarga yang anggotanya tidak hanya terdiri dari keluarga inti tetapi didalamnya terdiri dari kakek-nenek, cucu kemenakan dan sebagainya. Apapun jenisnya keluarga itu, tidak dapat disangkal bahwa lingkungan yang paling dekat dengan kita adalah keluarga kita sendiri.
Setiap keluarga memiliki suasana dan kebiasaan sendiri-sendiri. Kalau kita mengamati sebuah keluarga yang menyangkut hubungan antara anggotanya, akan terlihat apakah suasananya hangat, damai, akrab, intim, kompak, bersatu, saling mencintai, saling mendukung, saling merindukan, terbuka, jujur, komunikasi lancar, mau berkorban satu sama lainnya, saling percaya, berlaku adil, saling menghargai, saling membantu, saling melindungi dan lain sebagainya, itu merupakan suasana dalam keluarga yang utuh atau keluarga yang bahagia, sedangkan yang sebaliknya : tegang, saling benci, menjengkelkan, tidak betah, meresa rumah bagai penjara, dingin, saling mendiamkan, saling curiga, sering bertengkar, tidak rukun, pergi tanpa pamit, tidak peduli satu sama lain, saling membiarkan, hanya memikirkan diri sendiri, dendam, menuntut terlalu banyak, marah-marah, berantakan dan lain sebagainya.
Bagaimanapun dan apapun suasana sebuah keluarga hendaknya tetap ada pemahaman bahwa semua anggotanya memiliki andil didalamnya. Suasana itu bukan sesuatu yang terjadi begitu saja, melainkan banyak sumber dan ditentukan oleh kehadiran setiap dari anggota keluarga. Satu pertanyaan untuk mendapatkan perhatian perenungan, apa yang dapat dilakukan anggota keluarga untuk memperbaiki suasana keluarga supaya menjadi keluarga yang harmonis, atau meningkatkan suasana baik yang sudah ada yang sudah terbangun sebelumnya?
Bacaan kita dengan tegas menunjukkan bahwa ” .. dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan ”. Apapun suasana keluarga kita saat ini, maka satu usaha bahwa jangan sampai keluarga kita menjadi pecah, mari kita pertahankan supaya tetap bertahan. Cara yang terbaik bagi kita adalah dengan tetap mengedepankan Tuhan, artinya melakukan kehendakNya saja, maka kita akan menjadi keluarga Allah. Serahkanlah semua permasalahan, dosa kita kepadanya sebab dengan jelas firman Tuhan mengatakan ” Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."(Markus 3: 28-29).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar